Hypersexual adalah salah satu keinginan seks
yang berlebih dan tidak terkontrol. Semuanya bisa dilihat dari prilaku
individual tersebut, jika melakukannya diatas batas wajar maka bisa dikategorikan
individu tersebut mengalami gangguan hypersexual. BIla anda berpacaran atau
pasutri yang jarang bertemu satu sama lain atau terhalang jarak dan waktu
biasanya akan membuat frekuensi hubungan seksual semakin meningkat, tapi jika hal tersebut masih terbilang normal
namun disaat anda merasa kurang dan kurang terus dalam melakukan hubungan
seksual maka disinilah ada dapat diindikasikan menderita hypersexual.
So, gimana sih ciri atau tanda orang yang
hypersexual sebenarnya?
Hiperseks disebabkan
karena dua faktor, yaitu faktor fisik maupun psikis. Dari aspek fisik,
diakibatkan karena adanya peradangan di saluran kemih yang merangsang kerja
saluran tersebut sehingga dapat membuat individu akan terus merasa haus untuk
melakukan hubungan intim. Peradangan ni harus cepat disembuhkan. Peradangan
tersebut akan mempengaruhi hubungan seksual seseorang, antara lain mengganggu
produksi hormon testosteron.
Dari aspek psikis, hiperseks bisa disebabkan karena
adanya ketidaknyamanan dalam diri yang membuat individu terus merasa butuh akan
kedekatan dengan pasangan. Rasa untuk melakukan hubungan intim akan meningkat
tajam. Hal ini mungkin diakibatkan karena individu tersebut menderita konsep
diri yang rendah, sehingga memiliki kekhawatiran dan ketakutan tidak
mendapatkan cukup perhatian dari pasangan. Akibatnya ia akan menutupi perasaan
dengan menunjukkan bagaimana hebatnya ia di tempat tidur.
Penyebab lain antaranya
adalah untuk para pekerja yang mobilitasnya tinggi sehingga menimbulkan stress
dapat memacu untuk hypersexual karena mereka perlu untuk pelampiasan stress
mereka karena juga seks terbukti dapat meredakan stress. Bisa juga seks adalah conduit
untuk berkomunikasi, karena jika seseorang tidak mampu atau kurang bias mengekspresikan
caranya berkomunikasi dengan sesama, mereka cenderung melakukan hubungan
seksual sebagai cara “berkomunikasi” dengan pasangannya. Jika tidak mereka akan
merasakan rasa tegang yang bisa mencapai rasa pusing berhari-hari.
Kalau anda tergolong
orang yang hypersexual ada beberapa cara mengatasinya, antara lain:
Mintalah
dukungan terhadap orang-orang terdekat anda, jangan malu, karena ini adalah hal
yang serius seperti orang yang kecanduan narkoba atau alkohol.
Jikalau anda sudah mencoba berbagai macam hal
namun belum menemukan titik terang, segeralah konsultasi kepada ahlinya.
Q: Apa sebenarnya arti hiperseks? Apakah hal itu lebih berkaitan pada
orang yang terlalu sering memikirkan seks atau melakukan hubungan seksual?
Apakah hiperseks itu berbahaya?
A: Dear Ms. Curious, hiperseks merupakan gangguan psikologis pada individu yang melakukan hubungan seksual berlebihan. Seberapa berlebihan kah kuantitasnya sehingga benar benar dikatakan memiliki gangguan? Sangat tergantung seberapa sering hubungan seksual tersebut harus dipenuhi tanpa mengganggu kehidupan sosial si individu, lingkungan kerja atau kuliahnya (misalnya sampai harus bolos kerja atau kuliah karena harus melakukan hubungan seksual), mengganggu hubungan dengan pasangannya (pasangan merasa terpaksa dan tidak menikmati lagi). Jadi tingkat berbahaya atau tidaknya memang sangat tergantung pada bagaimana si individu memenuhi keinginan melakukan hubungan seksualnya di luar kebutuhan memenuhi fungsi seksualnya secara biologis. Dalam rangka memenuhi keinginan tersebut, ia membuat orang lain tidak nyaman atau terganggu, kemudian menganggu keberfungsian hidupnya sendiri sehingga menjadi fokus pada pemenuhan hasrat seksual saja. Jadi secara sederhana kalau kita mau mengukur seberapa hyper kah kita memenuhi kebutuhan seksual, lihat lah apakah untuk memenuhi hal tersebut kita mengorbankan perasaan orang lain, pekerjaan, dan kehidupan sosial kita atau tidak? Good luck. Keep the balance.
A: Dear Ms. Curious, hiperseks merupakan gangguan psikologis pada individu yang melakukan hubungan seksual berlebihan. Seberapa berlebihan kah kuantitasnya sehingga benar benar dikatakan memiliki gangguan? Sangat tergantung seberapa sering hubungan seksual tersebut harus dipenuhi tanpa mengganggu kehidupan sosial si individu, lingkungan kerja atau kuliahnya (misalnya sampai harus bolos kerja atau kuliah karena harus melakukan hubungan seksual), mengganggu hubungan dengan pasangannya (pasangan merasa terpaksa dan tidak menikmati lagi). Jadi tingkat berbahaya atau tidaknya memang sangat tergantung pada bagaimana si individu memenuhi keinginan melakukan hubungan seksualnya di luar kebutuhan memenuhi fungsi seksualnya secara biologis. Dalam rangka memenuhi keinginan tersebut, ia membuat orang lain tidak nyaman atau terganggu, kemudian menganggu keberfungsian hidupnya sendiri sehingga menjadi fokus pada pemenuhan hasrat seksual saja. Jadi secara sederhana kalau kita mau mengukur seberapa hyper kah kita memenuhi kebutuhan seksual, lihat lah apakah untuk memenuhi hal tersebut kita mengorbankan perasaan orang lain, pekerjaan, dan kehidupan sosial kita atau tidak? Good luck. Keep the balance.
*Dikutip Dari Berbagai Sumber
*http://segiempat.com/
FEMINAGROUP